Inilah 10 Teladan Pola Makan Sehat Cara Rasulullah
Wednesday, December 24, 2014
Silahkan Klik Untuk Beri Komentar
Mengawali artikel ini, Perlu kita mengingat kembali Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang terjemahannya ;
“Sesungguhnya telah ada dalam diri Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (al-Ahzab [33]: 21).
Dalam berbagai aktivitas dan pola kehidupan Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam memang sudah dirancang oleh Allah subhaanahu wa
ta’ala sebagai contoh teladan yang baik (uswah hasanah) bagi semua manusia.
Teladan ini mencakup berbagai aspek kehidupan termasuk dalam hal pola makan
yang bermuara pada kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Kesehatan merupakan aset kekayaan yang tak ternilai
harganya. Ketika nikmat kesehatan dicabut oleh Allah subhaanahu wa ta’ala, maka
manusia rela mencari pengobatan dengan biaya yang mahal bahkan ke tempat yang
jauh sekalipun. Sayangnya, hanya sedikit orang yang penduli dan memelihara
nikmat kesehatan yang Allah subhaanahu wa ta’ala telah anugerahkan sebelum
dicabut kembali oleh-Nya.
Karena Allah telah menegaskan kepada kita bahwa Beliau
(Rasulullah) adalah teladan, inilah teladan yg bisa kita ikut bagaimana pola
makan Rasulullah Sallallahu A’laihi Wasallam agar Sehat dan berberkah dan
mendapatkan amal.
Asupan awal kedalam tubuh Rasulullah adalah udara segar
pada waktu subuh. Beliau bangun sebelum subuh dan melaksanakan qiyamul lail.
Para pakar kesehatan menyatakan, udara sepertiga malam terakhir sangat kaya
dengan oksigen dan belum terkotori oleh zat-zat lain, sehingga sangat
bermanfaat untuk optimalisasi metabolisme tubuh. Hal itu sangat besar
pengaruhnya terhadap vitalitas seseorang dalam aktivitasnya selama seharian
penuh.
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam pernah bersabda :
“Dua nikmat yang sering kali manusia tertipu oleh keduanya,
yaitu kesehatan dan waktu luang”. (HR. Bukhari no. 6412).
Dalam hadist lain disebutkan Rasulullah shallallahu’alaihi
wa Sallam bersabda,
“Nikmat yang pertama kali ditanyakan kepada seorang hamba
pada hari kiamat kelak adalah ketika dikatakan kepadanya, “Bukankah Aku telah
menyehatkan badanmu serta memberimu minum dengan air yang menyegarkan?”
(HR. Tirmidzi: 3358. dinyatakan shahih oleh Syaikh
al-Albani).
Menurut Indra Kusumah SKL, S.Psi dalam bukunya “Panduan
Diet ala Rasulullah”, kesehatan sering dilupakan, padahal ia seakan-akan
bisa diumpamakan sebagai mahkota indah di atas kepala orang-orang sehat yang
tidak bisa dilihat kecuali oleh orang-orang yang sakit.
Sepintas masalah makan ini tampak sederhana, namun ternyata
dengan pola makan yang dicontohkan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam.
Beliau terbukti memiliki tubuh yang sehat, kuat dan bugar.
Ketika Kaisar romawi mengirimkan bantuan dokter ke Madinah,
ternyata selama setahun dokter tersebut kesulitan menemukan orang yang sakit.
Dokter tersebut bertanya kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam tentang
rahasia kaum muslimin yang sangat jarang mengalami sakit.
Seumur hidupnya, Rasulullah hanya pernah mengalami sakit
dua kali sakit. Pertama, ketika diracun oleh seorang wanita Yahudi yang
menghidangkan makanan kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam di
Madinah. Kedua, ketika menjelang wafatnya.
Pola makan seringkali dikaitkan dengan pengobatan karena
makanan merupakan penentu proses metabolisme pada tubuh kita. Pakar kesehatan
selama ini mengenal dua bentuk pengobatan yaitu pengobatan sebelum terjangkit
penyakit atau preventif (ath thib Al wiqo’i) dan pengobatan setelah terjangkit
penyakit (at thib al’ilaji).
Dengan mencontoh pola makan Rasulullah shallallahu’alaihi
wa sallam, kita sebenarnya sedang menjalani terapi pencegahan penyakit dengan
makanan (attadawi bil ghidza).
Hal itu jauh lebih baik dan murah daripada harus
berhubungan dengan obat-obat kimia senyawa sintetik yang hakikatnya adalah
racun, berbeda dengan pengobatan alamiah Rasulullah shallallahu’alaihi wa
sallam melalui makanan dengan senyawa kimia organik.
Beberapa gambaran pola hidup sehat Rasulullah berdasarkan
berbagai riwayat yang bisa dipercaya, sebagai berikut:
1. Di pagi
hari, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam menggunakan siwak untuk menjaga
kesehatan mulut dan gigi. Organ tubuh tersebut merupakan organ yang sangat
berperan dalam konsumsi makanan. Apabila mulut dan gigi sakit, maka biasanya
proses konsumsi makanan menjadi terganggu.
2. Di pagi hari pula Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam
membuka menu sarapannya dengan segelas air dingin yang dicampur dengan sesendok
madu asli. Khasiatnya luar biasa. Dalam Al Qur’an, madu merupakan syifaa (obat)
yang diungkapkan dengan isim nakiroh menunjukkan arti umum dan menyeluruh. Pada
dasarnya, bisa menjadi obat berbagai penyakit. Ditinjau dari ilmu kesehatan,
madu berfungsi untuk membersihkan lambung, mengaktifkan usus-usus dan
menyembuhkan sembelit, wasir dan peradangan.
“Sesungguhnya
Rasulullah saw minum air zamzam sambil berdiri. “(Diriwayatkan oleh Ahmad bin
Mani’, dari Husyaim, dari `Ashim al Ahwal dan sebagainya,dari Sya’bi, yang
bersumber dari Ibnu `Abbas r.a.)
“Sesungguhnya
Rasulullah saw menarik nafas tiga kali pada bejana bila Beliau minum. Beliau
bersabda : “Cara seperti ini lebih menyenangkan dan menimbulkan kepuasan.”
(Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa’id, dan diriwayatkan pula oleh Yusuf bin
Hammad,keduanya menerima dari `Abdul Warits bin Sa’id, dari Abi `Ashim, yang
bersumber dari Anas bin Malik r.a.)
“Minuman
yang paling disukai Rasulullah saw adalah minuman manis yang
dingin.”(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi `Umar, dari Sufyan, dari Ma’mar, dari
Zuhairi, dari `Urwah, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
3. Masuk waktu dhuha (pagi menjelang siang), Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam senantiasa mengonsumsi tujuh butih kurma ajwa’
(matang). Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam pernah bersabda, “Barang
siapa yang makan tujuh butir kurma, maka akan terlindungi dari racun”.
Hal itu terbuki ketika seorang wanita Yahudi menaruh racun
dalam makanan Rasulullah pada sebuah percobaan pembunuhan di perang khaibar.
Racun yang tertelan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam kemudian
dinetralisir oleh zat-zat yang terkandung dalam kurma. Salah seorang sahabat,
Bisyir ibu al Barra’ yang ikut makan tersebut akhirnya meninggal, tetapi
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam selamat dari racun tersebut.
4. Menjelang sore hari, menu Rasulullah biasanya adalah cuka
dan minyak zaitun. Selain itu, Rasulullah juga mengonsumi makanan pokok seperti
roti. Manfaatnya banyak sekali, diantaranya mencegah lemah tulang, kepikunan di
hari tua, melancarkan sembelit, menghancurkan kolesterol dan melancarkan pencernaan.
Roti yang dicampur cuka dan minyak zaitun juga berfungsi untuk mencegah kanker
dan menjaga suhu tubuh di musim dingin.
“Keluarga
Nabi saw tidak pernah makan roti sya’ir sampai kenyang dua hari berturut-turut
hingga Rasulullah saw wafat.” (Diriwayatkan oleh Muhammad bin al Matsani, dan
diriwayatkan pula oleh Muhammad bin Basyar, keduanya menerima dari Muhammad bin
Ja’far, dari Syu’bah, dari Ishaq, dari Abdurrahman bin Yazid, dari al Aswad bin
Yazid, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
Sya’ir,khintah dan bur, semuanya diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia dengan “gandum” sedangkan sya’ir merupakan gandum yang paling
rendah mutunya. Kadang kala ia dijadikan makanan ternak, namun dapat pula
dihaluskan untuk makanan manusia. Roti yang terbuat dari sya’ir kurang baik
mutunya sya’ir lebih dekat kepada jelai daripada gandum.
Abdurrahman bin Yazid dan al Aswad bin Yazid bersaudara,
keduanya rawi yang tsiqat.”Rasulullah saw. tidak pernah makan di atas meja dan
tidak pernah makan roti gandum yang halus, hingga wafatnya.”(Diriwayatkan oleh
`Abdullah bin `Abdurrahman, dari’Abdullah bin `Amr –Abu Ma’mar-,dari `Abdul
Warits, dari Sa’id bin Abi `Arubah, dari Qatadah, yang bersumber dari Anas
r.a.)
“Sesungguhnya Rasulullah bersabda: “Saus yang paling enak
adalah cuka.”
Abdullah bin `Abdurrahman berkata : “Saus yang paling enak adalah cuka.”(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Shal bin `Askar dan `Abdullah bin`Abdurrahman,keduanya menerima dari Yahya bin Hasan,dari Sulaiman bin Hilal, Hisyam bin Urwah, dari bapaknya yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
Abdullah bin `Abdurrahman berkata : “Saus yang paling enak adalah cuka.”(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Shal bin `Askar dan `Abdullah bin`Abdurrahman,keduanya menerima dari Yahya bin Hasan,dari Sulaiman bin Hilal, Hisyam bin Urwah, dari bapaknya yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
“Rasulullah saw bersabda : “Makanlah minyak zaitun dan
berminyaklah dengannya. Sesungguhnya ia berasal dari pohon yang
diberkahi.”(Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dari Abu Ahmad az Zubair, dan
diriwayatkan pula oleh Abu Nu’aim, keduanya menerima dari Sufyan, dari `
Abdullah bin `Isa, dari seorang laki-laki ahli syam yang bernama Atha’, yang
bersumber dari Abi Usaid r.a.)
5. Di malam hari, menu utama makan malam Rasulullah adalah
sayur-sayuran. Beberapa riwayat mengatakan, Rasulullah shallallahu’alaihi wa
sallam selalu mengonsumsi sana al makki dan sanut. Menurut Prof. Dr. Musthofa,
di Mesir deudanya mirip dengan sabbath dan ba’dunis. Mungkin istilahnya cukup
asing bagi orang di luar Arab, tapi dia menjelaskan, intinya adalah sayur-sayuran.
Secara umum, sayuran memiliki kandungan zat dan fungsi yang sama yaitu
menguatkan daya tahan tubuh dan melindungi dari serangan penyakit.
6. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam tidak langsung
tidur setelah makan malam. Beliau beraktivitas terlebih dahulu supaya makanan
yang dikonsumsi masuk lambung dengan cepat dan baik sehingga mudah dicerna.
Caranya juga bisa dengan shalat.
7. Disamping menu wajib di atas, ada beberapa makanan yang
disukai Rasulullah tetapi tidak rutin mengonsumsinya. Diantaranya, tsarid yaitu
campuran antara roti dan daging dengan kuah air masak. Beliau juga senang makan
buah yaqthin atau labu air, yang terbukti bisa mencegah penyakit gula.
Kemudian, beliau juga senang makan buah anggur dan hilbah (susu).
“Nabi saw memakan qitsa dengan kurma (yang baru
masak).”(Diriwayatkan oleh Isma’il bin Musa al Farazi, dari Ibrahim bin Sa’id,
dari ayahnya yang bersumber dari `Abdullah bin Ja’far r.a.)
Qitsa adalah sejenis buah-buahan yang mirip mentimun tetapi
ukurannya lebih besar (Hirbis) “Sesungguhnya Nabi saw memakan semangka dengan
kurma (yang baru masak)”(Diriwayatkan oleh Ubadah bin `Abdullah al Khaza’i al
Bashri, dari Mu’awiyah bin Hisyam,dari Sufyan, dari Hisyam bin `Urwah, dari
bapaknya, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
8. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam sering menyempatkan
diri untuk berolahraga. Terkadang beliau berolahraga sambil bermain dengan
anak-anak dan cucu-cucunya. Pernah pula Rasulullah lomba lari dengan istri
tercintanya, Aisyah radiyallahu’anha.
9. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam tidak menganjurkan
umatnya untuk begadang. Hal itu yang melatari, beliau tidak menyukai
berbincang-bincang dan makan sesudah waktu isya. Biasanya beliau tidur lebih
awal supaya bisa bangun lebih pagi. Istirahat yang cukup dibutuhkan oleh tubuh
karena tidur termasuk hak tubuh.
10. Pola makan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam ternyata
sangat cocok dengan irama biologi berupa siklus pencernaan tubuh manusia yang
oleh pakar kesehatan disebut circadian rhytme (irama biologis).
Fakta-fakta
di atas menunjukkan pola makan Rasulullah ternyata sangat cocok dengan irama
biologi berupa siklus pencernaan tubuh manusia yang oleh pakar kesehatan
disebut circadian rhytme (irama biologis). Inilah yang disebut dengan siklus
alami tubuh yang menjadi dasar penerapan Food Combining (FC).
Selain itu, ada beberapa makanan yang dianjurkan untuk
tidak dikombinasikan untuk dimakan secara bersama-sama. Makanan-makanan
tersebut antara lain:
- Jangan minum susu bersama makan daging.
- Jangan makan ayam bersama minum susu.
- Jangan makan ikan bersama telur.
- Jangan makan ikan bersama daun salad.
- Jangan minum susu bersama cuka.
- Jangan makan buah bersama minum susu
Demikianlah Pola makan Rasulullah, semoga bisa diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Wassalam (dp/dais)
0 Response to "Inilah 10 Teladan Pola Makan Sehat Cara Rasulullah"
Post a Comment
Terima kasih