LILLAH
Wednesday, August 15, 2012
Silahkan Klik Untuk Beri Komentar
1. Pengertian
LILLAH ; Segala amal perbuatan apa saja, baik
yang berhubungan langsung kepada Alloh dan Rosul-NYA, e maupun yang
berhu-bungan dengan masyarakat, dengan sesama makhluq pada umum-nya, baik yang
wajib, yang sunnah maupun yang wenang, asal bukan perbuatan yang merugikan /
bukan perbuatan yang tidak diridloi Alloh, melaksanakannya supaya didasari
niat dan tujuan hanya mengabdikan diri kepada Alloh Tuhan Yang Maha Esa dengan
IKHLAS tanpa pamrih ! (LILLAHI TA’ALA)
“LILLAH” istilah umumnya ulama’ juga disebut “IKHLASH”
Syekh Sahal At-Tasturi berkata ;
الإِخْلاَصُ أَنْ تَكُوْنَ حَرَكَتُهُ
وَسُكُوْنُهُ فِي سِرِّه ِ
وَعَلاَنـِيَّتـِهِ للهِ تَعَالَى وَحْدَه ُ لاَ يُمَازِحُهُ شَيْءٌ لاَ نَفْسٌ
وَلاَ هَوًى وَلاَ دُنْـيًا
“Penerapan ikhlas adalah hendaknya gerak
diamnya seseorang baik pada saat sendirian maupun ada orang lain semata-mata
hanya karena Alloh Ta’ala, tidak dicampuri sesuatu baik dorongan nafsu,
menuruti kehendak nafsu maupun pamrih dunia”
(Dimuat dalam kitab At-Tibyan An-Nawawi Bab 4)
2.
Dasar-dasar LILLAH
a. Firman Alloh I dalam QS
Al-Bayyinah 5 :
وَمَآ أُمِرُوْآ إِلاَّ لِيَعْبُدُوا اللهَ
مُخْلِصِـيْنَ لَهُ الدِّيْنَ
“Mereka
tidak diperintah kecuali agar menyembah Alloh dengan memurnikan keta’atan
kepada-NYA dalam menjalankan agama (dengan ikhlas Lillah)”.
b.
Firman Alloh Y dalam QS
Adz-Dzariyat 56 :
وَمَا
خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإِنْسَ إِلاَّ لِيَعْـبُدُون
ِ *
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali agar supaya
mereka mengabdikan diiri kepada-KU”.
c.
Rosululloh e bersabda :
إنَّمَا الأَعْـمَالُ بالنِّيـَّاتِ ، وَإنَّمَا لِكُلِّ امْرِىءٍ مَا
نَوَى . فَمَنْ كـَانـَتْ هِجْرَتـُهُ إلَى اللهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إلَى
اللهِ وَرَسُولِهِ ، وَمَنْ كـَانَتْ هِجْرَتُهُ إلَى دُنـْيَا يُصِيبُهَا ، أَوِ
امْرَأَةٍ يـَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إلَى مَا هَاجَرَ إلَيْهِ . رواه البخاري ومسلم وأبو داود والترمذي
عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ t .
“Sesungguhnya
semua amal itu tergantung dengan niat, dan seseorang mendapat balasan sesuai
dengan niatnya. Barang siapa hijrahnya (beramalnya) menuju Alloh (LILLAH) dan
Rasul-NYA (LIRROSUL) maka hijrahnya diterima oleh Alloh dan Rasul-NYA, dan
barang siapa hijrahnya (beramalnya) untuk memperoleh materi atau mempersunting
perempuan maka nilai hijrahnya sesuai dengan yang ditujunya ”. (H.R. Bukhori, Muslim, Abu
Dawud, Tirmidzi dan An-Nasa-I dari Sayyidina Umar bin Khotthob )
Yang dimaksud ”A’maalu” dalam hadits adalah semua amal perbuatan yang tidak
bertentangan dengan syari’at baik berupa ucapan maupun perbuatan anggota badan lainnya. Nilai suatu
amal sangat ditentukan oleh niatnya.
Jadi segala perbuatan dan tingkah
laku manusia dalam segala keadaan,
siatuasi dan kondisi yang bagaimanapun, hidup di dunia ini harus diarahkan
untuk pengabdian diri / beribadah kepada Allah I
sebagai pelaksanaan tugas “LIYA’BUDUUNI”.
d.
Rosululloh e bersabda :
أَخْلِصُوْا أَعْمَالَكُمْ ِللهِ فَإِنَّ اللهَ لاَيَقْــبَلُ إِلا َّمَـا
خَلَـصَ لَهُ
(رواه الطبرانى عن الضحاك بن
قيـس)
“Ikhlaskan amalmu hanya kerena Alloh (Lillah), sebab Alloh tidak
akan menerima amal kecuali amal yang ikhlas kepada-Nya”.
e.
Rosululloh e bersabda :
الـدُّ
نْيَا مَلْعُونَـةٌ مَلْعُونٌ مَافِيهَا إلاَّ مَا ابْتُغِيَ بـِهِ وَجْـهُ اللهِ
تَـعَالَى (رواه الطبراني)
Dunia seisinya dila’nat (oleh Aloh) kecuali sesuatu
yang digunakan/ dilakukan
semata-mata mengharap ridlo-NYA (Lillah)” (H.R. Thabrany)
3. Keuntungan bagi yang menerapkan LILLAH
a. Firman
Alloh (Q.S. 16 – An-Nahl- 97) :
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍأَوْأُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ
فـَلَنُحْيِيَنـَّهُ حَيَاةً طـَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ
مَا كَانُـوْا يَعْمَلـُوْنَ
b.
Dalam suatu hadits Beliau e bersabda :
أ َخْـلِصِ الْعَمَلَ للهِ يُجْزِكَ مِنْهُ الْقَلِـيْلُ (رواه الـديلمى عن
معاذ t)
“Ikhlaskanlah
amalmu semata-mata karena Alloh (LILLAH), maka sedikit amal dengan ikhlas sudah
memadai (mencukupi) bagimu”.
(HR
Abu Mansur dan Ad-Dailami)
c.,
Rosululloh e bersabda
مَا مِنْ عَبـْدٍ
يُخلِصُ للهِ الـْعَـمَـلَ أَرْبَعِـيْنَ يَوْمًا إِلاَّ ظَـهَرَتْ يَنَـابِيْعُ
الْحِكْمَة مِنْ قَلْبِهِ عَلَى لِسَانِه ِ (رواه ابن الجوزى وابن العدى عن ابى موسى
الاشعرى t)
“Tiada seseorang
beramal dengan ikhlas karena Alloh selama 40 hari kecuali akan memancar
sumber-sumber hikmah dari hati sampai ke lisannya”. (HR.
Ibnul Juzy dan Ibnul ‘Addy dari Abi Musa Al-Asy’ary, Ra ).
d. Rosululloh
e bersabda
“:
مَنْ
فَـارَقَ الـدُّنْيَا عَلَى الإخْلاَصِ للهِ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لـَهُ ،
وَأَقـَامَ الصَّـلاَةَ ، وَآتَى الزَّكَاةَ فَـارَقَهَا وَاللهُ عَنْهُ رَاض ٍ. رواه ابن ماجه
والحاكم عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ
“Barang
siapa meninggal dunia dia senantiasa berikhlas karena Alloh semata (LILLAH) dan
tiada menyekutukan-NYA (BILLAH) (pada masa hidupnya) serta menegakkan sholat
dan menunaikan zakat maka dia meninggal dunia dengan memperoleh ridlo Alloh “ (H.R.
Ibnu Majah dan Al-Hakim dari Anas bin Malik)
e.
Rosululloh e bersabda :
مَـنْ أَحَبَّ للهِ وَأَبـْغـَضَ
للهِ وَأَعْطَى للهِ وَمَـنَعَ للهِ فَقَدِ اسْتَكْمَلَ الإِِِ يْمَانَ
(رواه ابو داود والضياء عن ابى أمامة
باسنــاد صـحـيح )
“Barangsiapa cinta karena Alloh (Lillah), benci karena
Alloh, memberi karena Alloh dan menolak (tidak memberi) karena Alloh, maka
sungguh telah sempurna imannya”.
(HR. Abu Dawud dan Adh-Dhiya’ dari Abi Umamah dengan sanad shoheh).
f. Ditegaskan pula
dalam hadits Nabi e yang lain :
طُوبَى لِلْمُخْلِصِينَ أُوْلئـِكَ مَصَابِيحُ الْهُدَى تَنْجَلِي
عَنْهُمْ كُلُّ فِتـْنَةٍ ظَـلْمَاءَ .
رواه البيهقي وابــو نــُعَيْم عن ثوبان)
“Alangkah
bahagianya orang-orang yang beramal dengan ikhlas (LILLAH). Mereka itulah
sebagai lampu-lampu petunjuk yang menghilangkan kegelapan fitnah" (HR.
Baihaqi dan Abu Nu’aim dari Tsauban)
g. Ikhlas menurut Imam
Ghozaly adalah diam dan geraknya seseorang itu hanya karena Alloh. (Lillah) Begitu pula Syekh
Zaini Dakhlan berpendapat bahwa ikhlas itu adalah kesamaan antara lahir dan batin bagi
seseorang dalam menjalankan suatu amal; Artinya secara lahir ia menjalankan
amal sesuai perintah Alloh, dan hati-Nya berniat semata-mata karena Alloh (Lillah). Disamping itu ia
tidak akan berubah karena keadaan; baik ada orang maupun tidak.
4.
Kerugian dan Kecaman bagi yang Tidak Menerapkan LILLAH
Dia termasuk dalam firman Alloh :
يُخَادِعُوْنَ اللهَ وَالَّذِيْنَ
آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُوْنَ إِلاَّ أَنْفُسَهُم وَمَا يَشْعُرُونَ
“Mereka menipu Alloh dan menipu orang-orang yang beriman.
Sebenarnya mereka tiada menipu kecuali kepada dirinya sendiri sedangkan mereka
tidak terasa” (Q.S. 2. Al-Baqarah 9)
Dalam
Hadits Qudsi disebutkan :
قَالَ تَعَالَى :
أ َنَا أَغْـنىَ الشُّـرَكَآءِ عَنِ الشِّـرْكِ أَنَا غَنِىٌّ عَنِ الَّذِى فِيْهِ شِرْكَـة ٌ لِغَيْرِىْ
فَمَنْ عَمِلَ عَمَلاً أَشْـرَكَ فِيـْـهِ غَـيْرِىْ فَأَنَـا مِنـْهُ بَرِيْءٌ (ذكره الفـقيه
السمرقنـدى فى تنبيـه الغـافـلين
من حديث ابى هـريرة t)
“Alloh berfirman: “Aku tidak
membutuhkan persekutuan dan Aku tidak membutuhkan suatu amal yang
dipersekutukan dengan selain-KU. Barangsiapa beramal dengan menyekutukan selain Aku, maka Aku terlepas darinya”. ( disebutkan oleh Al-faqih As-Samar-qondy dalam kitab Tanbihul-Ghofilin
dari hadits Abi Huroiroh, Ra).
Rosululloh e bersabda:
إِِنَّ
اللهَ تَعالَى لاَ يَقْـبَلُ مِنَ الـْعَمَلِ إِلاَّ مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا وَابْتُغِىَ
بِه ِ وَجْهُـهُ
(رواه النساء عن ابى أمامة)
“Sesungguhnya
Alloh tidak menerima suatu amal kecuali amal yang ikhlas (Lillah) dan dilakukan semata-mata mengharap
ridlo-NYA”.
(HR.Nasa’i dari Abi Umamah).
Alloh I berfirman
dalam Qs. Al-hajr : 39-40 :
قَالَ رَبِّ بِمَآ
أَغْوَيْتَنِي لأُزَيِّنَنَّ لَـهُمْ فِي الأَرْضِ وَلأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ
إِلاَّ عِبَادَكَ مِنـْهُمُ الْمُخْلَصِيْنَ
“Iblis berkata: “Yaa Tuhanku, sebab Engkau
telah memutuskan bahwa aku tersesat, pasti aku akan menjadikan mereka (manusia)
memandang baik perbuatan ma’siatnya di muka bumi ini, dan pasti aku akan
menyesatkan mereka, kecuali hamba-hamba Engkau yang berikhlas di antara mereka”.
Alloh Y berfirman dalam QS Al-Qoshos 50 :
وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّـبَعَ هَوَاهُ
بـِغَــيْرِ هُدًى مِّنَ اللهِ إِنَّ
اللهَ لاَ يَهْدِي الْـقَوْمَ الظَّـالِـمِـيْنَ
“Tiada seseorang yang lebih tersesat dari
pada orang yang meng-ikuti hawa nafsunya serta tidak mendapat petunjuk dari
Alloh”.
Rosululloh e bersabda:
أَبْغَضُ
إِلهٍ عُبِـدَ عِنْدَ اللهِ فِى الأَرْضِ هُـوَ الـهَـوَى (رواه
الطبرانى عن ابى أمامة).
“Sesembahan
di atas bumi yang sangat dimurkai Alloh adalah hawa nafsu”. (HR. Thobroni dari Abi Umamah)
Oleh sebab itu hendaklah semua amal
perbuatan, baik yang wajib, yang sunnah, maupun yang mubah supaya disertai niat
dan tujuan untuk mengabdikan diri kepada Alloh I, dengan ikhlas tanpa pamrih. Karena sesuatu yang mubah itu
bisa bernilai ibadah dengan niat yang baik; yaitu Lillah. Dan di dalam sesuatu
yang haram dan makruh, meninggalkannya supaya disertai niat karena diperintah
Alloh (Lillah).
0 Response to "LILLAH"
Post a Comment
Terima kasih