LILLAH


1. Pengertian
LILLAH ; Segala amal perbuatan apa saja, baik yang berhubungan langsung kepada Alloh dan Rosul-NYA, e maupun yang berhu-bungan dengan masyarakat, dengan sesama makhluq pada umum-nya, baik yang wajib, yang sunnah maupun yang wenang, asal bukan perbuatan yang merugikan / bukan perbuatan yang tidak diridloi Alloh, melaksanakannya supaya didasari niat dan tujuan hanya mengabdikan diri kepada Alloh Tuhan Yang Maha Esa dengan IKHLAS tanpa pamrih ! (LILLAHI TA’ALA)
LILLAH” istilah umumnya ulama’ juga disebut “IKHLASH
Syekh Sahal At-Tasturi berkata ;                                      
الإِخْلاَصُ أَنْ تَكُوْنَ حَرَكَتُهُ وَسُكُوْنُهُ  فِي سِرِّه ِ وَعَلاَنـِيَّتـِهِ للهِ تَعَالَى وَحْدَه ُ لاَ يُمَازِحُهُ شَيْءٌ لاَ نَفْسٌ وَلاَ هَوًى وَلاَ دُنْـيًا
Penerapan ikhlas adalah hendaknya gerak diamnya seseorang baik pada saat sendirian maupun ada orang lain semata-mata hanya karena Alloh Ta’ala, tidak dicampuri sesuatu baik dorongan nafsu, menuruti kehendak nafsu maupun pamrih dunia” (Dimuat dalam kitab At-Tibyan An-Nawawi Bab 4)
2. Dasar-dasar LILLAH
a.  Firman Alloh I dalam QS Al-Bayyinah 5 :
وَمَآ أُمِرُوْآ إِلاَّ لِيَعْبُدُوا اللهَ مُخْلِصِـيْنَ  لَهُ الدِّيْنَ
“Mereka tidak diperintah kecuali agar menyembah Alloh dengan memurnikan  keta’atan  kepada-NYA  dalam  menjalankan agama (dengan ikhlas Lillah)”.
b.   Firman Alloh  Y dalam QS Adz-Dzariyat 56 :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإِنْسَ إِلاَّ لِيَعْـبُدُون  ِ *
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali agar supaya mereka mengabdikan diiri kepada-KU”.

c.   Rosululloh e bersabda :
إنَّمَا الأَعْـمَالُ بالنِّيـَّاتِ ، وَإنَّمَا لِكُلِّ امْرِىءٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كـَانـَتْ هِجْرَتـُهُ إلَى اللهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إلَى اللهِ وَرَسُولِهِ ، وَمَنْ كـَانَتْ هِجْرَتُهُ إلَى دُنـْيَا يُصِيبُهَا ، أَوِ امْرَأَةٍ يـَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إلَى مَا هَاجَرَ إلَيْهِ . رواه البخاري ومسلم وأبو داود والترمذي عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ t .
“Sesungguhnya semua amal itu tergantung dengan niat, dan seseorang mendapat balasan sesuai dengan niatnya. Barang siapa hijrahnya (beramalnya) menuju Alloh (LILLAH) dan Rasul-NYA (LIRROSUL) maka hijrahnya diterima oleh Alloh dan Rasul-NYA, dan barang siapa hijrahnya (beramalnya) untuk memperoleh materi atau mempersunting perempuan maka nilai hijrahnya sesuai dengan yang ditujunya ”. (H.R. Bukhori, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi dan An-Nasa-I dari Sayyidina Umar bin Khotthob )
Yang dimaksud ”A’maalu” dalam hadits adalah semua amal perbuatan yang tidak bertentangan dengan syari’at baik berupa ucapan maupun perbuatan anggota badan lainnya. Nilai suatu amal sangat ditentukan oleh niatnya.
Jadi segala perbuatan dan tingkah laku manusia dalam segala keadaan, siatuasi dan kondisi yang bagaimanapun, hidup di dunia ini harus diarahkan untuk pengabdian diri / beribadah kepada Allah I sebagai pelaksanaan tugas “LIYA’BUDUUNI”.
d.   Rosululloh e  bersabda :
أَخْلِصُوْا أَعْمَالَكُمْ  ِللهِ فَإِنَّ اللهَ لاَيَقْــبَلُ إِلا َّمَـا خَلَـصَ لَهُ
(رواه  الطبرانى عن الضحاك  بن  قيـس)
“Ikhlaskan amalmu hanya kerena Alloh (Lillah), sebab Alloh tidak akan menerima amal kecuali amal yang ikhlas kepada-Nya”.
 e.   Rosululloh e  bersabda :
الـدُّ نْيَا مَلْعُونَـةٌ مَلْعُونٌ مَافِيهَا إلاَّ مَا ابْتُغِيَ بـِهِ وَجْـهُ اللهِ تَـعَالَى (رواه الطبراني)
Dunia seisinya dila’nat (oleh Aloh) kecuali sesuatu yang digunakan/ dilakukan semata-mata mengharap ridlo-NYA (Lillah)” (H.R. Thabrany)
3. Keuntungan bagi yang menerapkan LILLAH
a.    Firman Alloh (Q.S. 16 – An-Nahl- 97) : 
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍأَوْأُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فـَلَنُحْيِيَنـَّهُ حَيَاةً طـَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُـوْا يَعْمَلـُوْنَ
b. Dalam suatu hadits Beliau e bersabda :
أ َخْـلِصِ الْعَمَلَ للهِ يُجْزِكَ مِنْهُ الْقَلِـيْلُ (رواه الـديلمى عن معاذ t)
“Ikhlaskanlah amalmu semata-mata karena Alloh (LILLAH), maka sedikit amal dengan ikhlas sudah memadai (mencukupi) bagimu”.
(HR Abu Mansur dan Ad-Dailami)
c., Rosululloh e bersabda
مَا مِنْ عَبـْدٍ يُخلِصُ للهِ الـْعَـمَـلَ أَرْبَعِـيْنَ يَوْمًا إِلاَّ ظَـهَرَتْ يَنَـابِيْعُ  الْحِكْمَة مِنْ قَلْبِهِ عَلَى لِسَانِه ِ  (رواه ابن الجوزى وابن العدى عن ابى موسى الاشعرى t)
“Tiada seseorang beramal dengan ikhlas karena Alloh selama 40 hari kecuali akan memancar sumber-sumber hikmah dari hati sampai ke lisannya”. (HR. Ibnul Juzy dan Ibnul ‘Addy dari Abi Musa Al-Asy’ary, Ra ).
    d.  Rosululloh e bersabda “:
مَنْ فَـارَقَ الـدُّنْيَا عَلَى الإخْلاَصِ للهِ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لـَهُ ، وَأَقـَامَ الصَّـلاَةَ ، وَآتَى الزَّكَاةَ فَـارَقَهَا وَاللهُ عَنْهُ رَاض ٍ. رواه ابن ماجه والحاكم عَنْ  أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ
Barang siapa meninggal dunia dia senantiasa berikhlas karena Alloh semata (LILLAH) dan tiada menyekutukan-NYA (BILLAH) (pada masa hidupnya) serta menegakkan sholat dan menunaikan zakat maka dia meninggal dunia dengan memperoleh ridlo Alloh “ (H.R. Ibnu Majah dan Al-Hakim dari Anas bin Malik)
e. Rosululloh e  bersabda :
مَـنْ أَحَبَّ للهِ وَأَبـْغـَضَ للهِ وَأَعْطَى للهِ وَمَـنَعَ للهِ فَقَدِ اسْتَكْمَلَ الإِِِ يْمَانَ
(رواه ابو داود والضياء عن ابى أمامة باسنــاد صـحـيح )
Barangsiapa cinta karena Alloh (Lillah), benci karena Alloh, memberi karena Alloh dan menolak (tidak memberi) karena Alloh, maka sungguh telah sempurna imannya”. (HR. Abu Dawud dan Adh-Dhiya’ dari Abi Umamah dengan sanad shoheh).
f. Ditegaskan pula dalam hadits Nabi e yang lain :
طُوبَى لِلْمُخْلِصِينَ أُوْلئـِكَ مَصَابِيحُ الْهُدَى تَنْجَلِي عَنْهُمْ كُلُّ فِتـْنَةٍ ظَـلْمَاءَ .
 رواه البيهقي وابــو نــُعَيْم  عن ثوبان)
“Alangkah bahagianya orang-orang yang beramal dengan ikhlas (LILLAH). Mereka itulah sebagai lampu-lampu petunjuk yang menghilangkan kegelapan fitnah"   (HR. Baihaqi dan Abu Nu’aim dari Tsauban)
g. Ikhlas menurut Imam Ghozaly adalah diam dan geraknya seseorang itu hanya karena Alloh. (Lillah) Begitu pula Syekh Zaini Dakhlan berpendapat bahwa ikhlas itu adalah  kesamaan antara lahir dan batin bagi seseorang dalam menjalankan suatu amal; Artinya secara lahir ia menjalankan amal sesuai perintah Alloh, dan hati-Nya berniat semata-mata karena Alloh (Lillah). Disamping itu ia tidak akan berubah karena keadaan; baik ada orang maupun tidak.
4. Kerugian dan Kecaman bagi yang Tidak Menerapkan LILLAH
Dia termasuk dalam firman Alloh :
يُخَادِعُوْنَ اللهَ وَالَّذِيْنَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُوْنَ إِلاَّ أَنْفُسَهُم وَمَا يَشْعُرُونَ
Mereka menipu Alloh dan menipu orang-orang yang beriman. Sebenarnya mereka tiada menipu kecuali kepada dirinya sendiri sedangkan mereka tidak terasa” (Q.S. 2. Al-Baqarah 9)
Dalam Hadits Qudsi disebutkan :                                  
قَالَ تَعَالَى : أ َنَا أَغْـنىَ الشُّـرَكَآءِ عَنِ الشِّـرْكِ أَنَا  غَنِىٌّ عَنِ الَّذِى فِيْهِ شِرْكَـة ٌ لِغَيْرِىْ فَمَنْ عَمِلَ عَمَلاً أَشْـرَكَ فِيـْـهِ غَـيْرِىْ فَأَنَـا مِنـْهُ بَرِيْءٌ (ذكره  الفـقيه  السمرقنـدى  فى تنبيـه  الغـافـلين  من حديث  ابى هـريرة  t)
“Alloh berfirman: “Aku tidak membutuhkan persekutuan dan Aku tidak membutuhkan suatu amal yang dipersekutukan dengan selain-KU. Barangsiapa beramal dengan menyekutukan  selain Aku, maka Aku terlepas darinya”. ( disebutkan oleh Al-faqih  As-Samar-qondy dalam kitab Tanbihul-Ghofilin dari hadits Abi Huroiroh, Ra).
Rosululloh e  bersabda:
 إِِنَّ اللهَ تَعالَى لاَ يَقْـبَلُ مِنَ الـْعَمَلِ إِلاَّ مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا وَابْتُغِىَ بِه ِ وَجْهُـهُ
  (رواه النساء عن ابى أمامة)
“Sesungguhnya Alloh tidak menerima suatu amal kecuali amal yang ikhlas  (Lillah) dan dilakukan semata-mata mengharap ridlo-NYA”. (HR.Nasa’i dari Abi Umamah).
Alloh I berfirman dalam Qs. Al-hajr : 39-40 :
قَالَ رَبِّ بِمَآ أَغْوَيْتَنِي لأُزَيِّنَنَّ لَـهُمْ فِي الأَرْضِ وَلأُغْوِيَنَّهُمْ  أَجْمَعِينَ  إِلاَّ عِبَادَكَ مِنـْهُمُ الْمُخْلَصِيْنَ
“Iblis berkata: “Yaa Tuhanku, sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku tersesat, pasti aku akan menjadikan mereka (manusia) memandang baik perbuatan ma’siatnya di muka bumi ini, dan pasti aku akan menyesatkan mereka, kecuali hamba-hamba Engkau yang berikhlas di antara mereka”.
Alloh Y  berfirman dalam QS Al-Qoshos 50 :
وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّـبَعَ هَوَاهُ بـِغَــيْرِ هُدًى مِّنَ اللهِ  إِنَّ اللهَ لاَ يَهْدِي الْـقَوْمَ الظَّـالِـمِـيْنَ
“Tiada seseorang yang lebih tersesat dari pada orang yang meng-ikuti hawa nafsunya serta tidak mendapat petunjuk dari Alloh”.
Rosululloh e  bersabda:
أَبْغَضُ إِلهٍ عُبِـدَ عِنْدَ اللهِ فِى الأَرْضِ هُـوَ الـهَـوَى (رواه الطبرانى عن ابى أمامة).
“Sesembahan di atas bumi yang sangat dimurkai Alloh adalah hawa nafsu”. (HR. Thobroni dari Abi Umamah)
Oleh sebab itu hendaklah semua amal perbuatan, baik yang wajib, yang sunnah, maupun yang mubah supaya disertai niat dan tujuan untuk mengabdikan diri kepada Alloh I, dengan ikhlas tanpa pamrih. Karena sesuatu yang mubah itu bisa bernilai ibadah dengan niat yang baik; yaitu Lillah. Dan di dalam sesuatu yang haram dan makruh, meninggalkannya supaya disertai niat karena diperintah Alloh (Lillah).

0 Response to "LILLAH"

Post a Comment

Terima kasih

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel